UJIAN NASIONAL

|

Ujian nasional sudah diadakan dalam beberapa tahun terakhir ini, alasan pemerintah mengadakan ujian nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Memang niatnya baik, tapi kenyataannya banyak gelombang-gelombang protes terhadap Ujian Nasional. Soal Ujian Nasional memang tidak ada yang salah, tetapi penentuan lulus dengan ujian nasional lah permasalahannya dan itulah yang menuai protes dari kalangan pelajar dan orang tua murid. Kalau kita pikir – pikir tentu guru lah yang lebih tahu akan kemampuan siswa dan siswinya, jadi tentu yang lebih berhak meluluskan adalah pihak sekolah, itu menurut kita... Boleh saja dilakukan Ujian Nasional tetapi bukan penentu kelulusan hanyalah sebagai sebuah standar nasional, dan semua sekolah diusahakan harus memenuhi standar tersebut.
Kadangkala sekarang ini orang berani bermain curang untuk mendapatkan nilai yang baik, seperti kita dengar banyaknya isu-isu soal bocor dan lain-lain. Bahkan suatu lembaga pendidikan pun sudah berani bermain curang untuk mendapatkan prediket kelulusan 100%. Maka apakah dengan hal seperti itu kita bisa meningkatkan mutu....

tips mtk

|

Meskipun nilai matematika saya cuman 2.05, saya punya trik untuk mengerjakan soal matematika. Dan trik ini belum saya coba. Saya dulu waktu ujian matematika, tidak mngerjakan soal dengan trik yang baru ketemu sekarang. Saya cenderung kasih dobel banyak jawaban. Biar komputernya bingung. Tapi ternyata tidak juga. Malahan saya yang bingung! Lha wong matematika kok dapat 2.05? mungkin trik ini perlu untuk dicoba.
dalam mengahdapi soal, usahakan untuk tidak panic. bila panic maka pikiran tidak tenang sehingga tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan soal.
bila sudah panic duluan, tahan nafas, lima detik. Kemudian pejamkan mata, lalu mulai atur nafas pelan-pelan. Usahakan untuk konsentrasi terhadap soal. Pada hitungan kesepuluh buka mata dan mulailah kerjakan soal. Menurut saya, ini adalah terapi untuk melatih konsentrasi.
usahakan jangan memperhatikan teman yang ada disekitar kita. Itu akan memancing teman yang ada disekitar kita untuk meminta bantuan jawaban kepada kita. Hal itu berisiko, pengawas ujian bisa menganggap kita menyontek padahal kita tidak melakukannya. Biar dibilang sombong juga tidak apa. Toh juga untuk kebaikan bersama.
kalo tidak bisa menjawab, jangan sekali-sekali bertanya kepada teman atau menyontek jawaban orang lain. Karena akan membuat suasana menjadi gaduh. Sehingga menarik perhatian pengawas. Dan anda bisa dikeluarkan untuk tidak mengikuti ujian. Kerugian pada anda sendiri.
jangan menyontek! Hal ini bisa mempengaruhi konsentrasi untuk mengerjakan soal. Masalahnya kita akan selalu berusaha mencuri kesempatan dimana pengawas ujian bisa lengah. Sehingga konsentrasi mengerjakan soal berkurang. Perlu anda ketahui juga, pengawas pernah smu, sehingga tehnik menyontek anda paling tidak pernah ia coba.
hadapi soal dengan tenang. Dan milikilah mental juara, itu akan meningkatkan konsentrasi dalam mengerjakan soal.
jangan pernah menerima jawaban dari pengawas yang asalnya dari sekolah lain. Kemungkinan jawaban yang diberikan bersifat menyesatkan siswa karena ada unsur kompetisi atau persaingan sekolahan.
untuk soal pilihan ganda, kerjakan soal yang dianggap paling mudah. Kalo tidak bisa jangan sampai kosong. Sisanya isi saja dengan A semua, atau B semua atau C, D atau E. Misalnya, jika yang bisa cuman separo, dan yakin itu benar, maka yang separo isi saja dengan A semua atau B, C, D atau E. Jawaban tersebut, pasti ada beberapa yang benar (nyangkut). Nah…nilai akan lebih dari separo ditambah beberapa yang nyangkut.
jangan sekali-sekali memanipulasi lembar jawaban dengan menggosok lilin pada lembar jawaban, menjawab ganda, memberi kode tertentu. Perlu anda sadari, bahwa teknologi yang digunakan untuk mengoreksi saat ini telah berkembang dengan pesat. Hal-hal seperti itu sudah diperhitungkan oleh para ahli yang merancangnya. Oleh karena itu, tindakan-tindakan tersebut termasuk tindakan konyo

Rahasia Rumus-rumus “Cepat” Matematika

|

Dulu, ketika saya masih baru menjadi mahasiswa baru tingkat pertama, saya berkenalan dengan salah seorang mahasiswa baru lainnya yang di kemudian hari menjadi teman baik saya. Ketika awal perkenalan, kami pun ngobrol kesana-kemari. Tanya sana-tanya sini. Jawab sana, jawab sini. Hingga ia pun akhirnya bercerita bahwaa nilai tes Matematika Dasar-nya, yaitu salah satu mata pelajaran yang diujikan di UMPTN*, adalah 100 alias benar semua.
Mendengar ceritanya tersebut, saya pun terkagum-kagum dibuatnya. Dalam pikiran saya, saya berkesimpulan “Wah ia pasti orang yang sangat pandai”. Rasa kagum saya mendorong rasa ingin tahu saya tentang pengetahuannya dalam matematika. Akhirnya, dalam masa awal perkenalan itu, saya ajak ia ngobrol tentang matematika yang sudah pernah kami pelajari ketika semasa SD sampai SMA dulu.
Dari obrolan tersebut, saya jadi tahu, ternyata ia benar-benar luas pengetahuan tentang matematika yang sudah dipelajarinya. Hingga akhirnya, mungkin untuk menunjukkan kepiawaiannya, ia mengajak saya adu cepat mengerjakan soal matematika.
Mendapat tantangan itu, sebenernya saya ngeper juga. Karena saya merasa tak sepandai dirinya. Namun, karena ini namanya juga bukan lomba dan bukan apa-apa, saya sih mau saja waktu itu. Soal-soal pun dipilih secara acak dari buku kumpulan soal-soal latihan tes UMPTN* dan EBTANAS** beberapa tahun sebelumnya yang masih rajin ia bawa ke mana-mana. Kemudian, adu cepat menyelesaikan soal matematika pun dimulai.
Bagaimana hasilnya? Siapa yang tercepat?
Ternyata benar, dalam beberapa menit saja, teman saya itu berhasil menyelesaikan semua soal yang sudah dipilih tadi (karena yang dipilih cuma 3 soal sih). Dan ia keluar sebagai yang tercepat, menjadi pemenang. Sedangkan saya, satu soal pun belum mampu saya selesaikan. Waktu itu, saya terlalu berkutat dengan soal nomor pertama yang lumayan sukar untuk ukuran saya waktu itu. Walau sudah dengan segenap kemampuan saya berusaha menyelesaikannya, tapi ternyata, sampai waktu habis belum ketemu juga. Saya pun mengakui kelebihan dan kehebatannya.
Dengan sedikit malu-malu, saya bertanya padanya tentang soal yang belum bisa saya selesaikan tersebut. Sambil saya tanyakan pula kenapa ia begitu cepat bisa menyelesaikan soal-soal tersebut. Soal yang waktu itu belum bisa saya selesaikan adalah seperti berikut ini.
Soal: Bila a + 1/a = 5, maka nilai dari a3 + 1/a3 =…
Dengan cepat teman saya itu pun menyelesaikan soal tersebut seperti berikut ini:
a3 + 1/a3 = (a + 1/a)3 – 3a.1/a(a + 1/a) = 53 – 3(5) = 125 – 15 = 110.
Melihat cara penyelesaiannya, saya hanya bisa melongo waktu itu. “Cuma satu baris? Padahal saya mencoba menyelesaikannya berbaris-baris, dan belum ketemu juga”, itu yang ada di pikiran saya. Kemudian, saya pun bertanya ke teman saya itu, kenapa cara pengerjaannya seperti itu?
Dengan senang hati, ia pun menjelaskan ke saya. Ia katakan bahwa, soal semacam tersebut dapat dengan mudah diselesaikan dengan rumus “cepat” berikut ini.
a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab(a + b) ………………………………..(1)
Dengan mengganti b dengan 1/a, katanya, maka soal tadi dapat diselesaikan dengan cepat seperti yang sudah dikerjakannya tadi.
Saya yang tak terbiasa menggunakan rumus “cepat” ketika di SMA dulu, penasaran ingin tahu alasan kenapa rumus “cepat” tersebut bisa dipakai. Tapi sayang, teman saya itu tak memberi tahu saya. Malahan ia menambah lagi rumus cepat yang sudah ia ketahuinya, yaitu:
a3 – b3 = (a – b)3 + 3ab(a – b)……………………………….(2)
Akhirnya, ngobrol-ngobrol pun beres. Ia bergegas pulang menuju kost-kost-annya. Saya pun begitu, pulang dengan rasa penasaran yang mengganjal.
Di kost-kost-an, dengan penuh rasa penasaran ingin tahu, saya pun mengutak-atik rumus “cepat” yang telah ia gunakan tersebut. Setelah beberapa waktu lamanya, akhirnya, terpecahkan juga rahasia rumus “cepat” yang dipakai teman saya tersebut. Saya berhasil menelusuri asal-muasal rumus “cepat” tersebut, berhasil menguak rahasianya. (Duh rasanya begitu senang sekali, tak bisa saya ekspresikan dengan kata-kata).
Hasil penelusuran saya tersebut, setelah saya rapikan, seperti berikut ini.
(a + b)3 = (a + b)2(a + b)
= (a2 + 2ab + b2)( a + b)
= a3 + a2b + 2a2b + 2ab2 + b2a + b3
= a3 + b3 + 3a2b + 3ab2
= a3 + b3 + 3ab (a + b)
Jadi, (a + b)3 = a3 + b3 + 3ab (a + b).
Sehingga, a3 + b3 = (a + b)3 – 3ab (a + b). Rumus “cepat” (1) dapat saya buktikan kebenarannya. Kemudian, dengan cara serupa, saya pun berhasil menelusuri asal-muasal rumus “cepat” (2).
Walaupun apa yang telah saya lakukan tersebut sederhana, tapi bagi ukuran saya waktu itu adalah sesuatu yang menggembirakan hati, menyenangkan pikiran, dan memuaskan dahaga keingin-tahuan saya.
Sejak saat itu, bila ada rumus-rumus “cepat” yang saya temui di buku-buku bimbingan tes, saya pun terpacu untuk menelusuri asal-muasalnya. Dengan cara seperti itu, saya seringkali berhasil memecahkan rahasia rumus-rumus “cepat” yang selama ini beredar luas di kalangan siswa yang mengikuti bimbingan test.
Baiklah, segitu dulu saja ceritanya ya…, lain kali insya Allah saya akan membahas baik-buruknya penggunaan rumus “cepat” (Ada satu cerita yang sangat menggelikan tentang hal ini. Mau tahu? Silakan tunggu di postingan mendatang…). Sampai di sini dulu ya…, mudah-mudahan bermanfaat.
Sebagai bahan latihan untuk Anda, cobalah telusuri asal-muasal rumus-rumus “cepat” berikut ini.
Persamaan garis yang melalui titik (0, a) dan (b, 0) adalah ax + by = ab.
Perhatikan gambar berikut. Panjang PQ dapat ditentukan dengan mudah, yaitu:
PQ = (AP. DC + DP. AB)/(AD)

Catatan:
*UMPTN: Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (Saat ini namanya SPMB)
**EBTANAS: Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Saat ini namanya UAN)

Kehidupan Artis

|

Teman-teman sudah dengarkan konflik Kiki Fatmala dengan Saiful Jamil, Sebenarnya kalau menurut aku dua-duanya salah, mengapa? karena mau melakukan adegan yang seharusnya hanya dilakukan oleh suami dan istrinya. Ya jangan disalahkan dong kalau silaki-lakinya cari kesempatan, Ingat....kejahatan terjadi bukan hanya karena niat tapi juga karena ada kesempatan, makanya untuk kaum hawa jagalah diri kalian baik-baik. Jangan diobral kayak kacang goreng.

Peluang Usaha

|


Bagi Anda yang berjiwa bisnis, ini merupakan suatu peluang yang mungkin tidak akan selalu datang. Peluang apa itu, saya mengajak anda yang berjiwa bisnis untuk mengadakan kerja sama, dimana saya mempunyai lahan dipinggir jalan yang sangat strategis untuk dibuat billboard atau papan iklan, yaitu di jalan lintas timur Dikota Teluk Kuantan kota Jalur, Lokasi berada sekitar 100 meter dari pasar dan 10 meter dari simpang empat. Lihat gambar disamping, gambar ini diambil dari simpang empat, bagi yang berminat serius hub henriakuansing@gmail.com. segera....





Matematika Itu Bukan Pelajaran Sulit

|

Dari dulu hingga sekarang orang menganggap matematika itu sulit, padahal kalau dipikir-pikir jauh lebih sulit lagi pelajaran IPS dan PKN, contohnya dari dulu sampai sekarang yang namanya 1+1 = 2 tidak pernah berubah, tapi kalau di IPS jumlah propinsi di Indonesia aja setahun bisa berubah-ubah, contoh lain dari dulu sampai sekarang rumus luas persegi panjang tetap panjang x lebar, tapi di pelajaran PKN undang-undang aja dalam setahun ntah berapa buah yang diamandemen. Coba kita pikir mana yang mudah.
Tapi karena awalnya kita menganggap Matematika itu sulit, pada akhirnya niat kita untuk mencarinya tidak ada sehingga kita merasa matematika itu sulit, padahal kita sendiri yang membuatnya jadi sulit. Yang terpenting adalah kemaun untuk belajar.

 

©2009 . | Template Blue by MATEMATIKACLUB